Wednesday, May 1, 2013

Aku & Seember Air Mata

Nggak tau lagi udah berapa liter air mata yang udah tumpah buat nangisin kamu. Kalo dihitung mungkin udah delapan liter alias seember. Hm, nggak cuma hari ini sih aku nangis, dari awal kita kenalan sebenernya aku juga sering nangis. Nggak tau ya, mungkin karna kamu itu berarti. Ya, aku nggak bisa bohong emang kamu berarti. Kamu masuk ke dalam hatiku, menuliskan namamu.

Satu hal lagi yang membuat kamu berarti. Kamu itu cowok pertama yang berani aku deketin. Cowok pertama yang berstatus pacar. Cowok pertama yang aku rasa udah jelas - jelas dari awal nggak bakal sayang sama aku, tapi aku tetep kekeh sama pendirian aku buat deketin kamu. Walaupun akhirnya menghasilkan seember air mata.

Hm, kalau di fikir - fikir emang nggak seratus persen kamu yang salah, toh aku percaya cinta itu karunia Tuhan. Mungkin Tuhan belum mengaruniakan hal indah itu pada kita berdua. Tapi kamu juga salah, bukankah dulu kamu yang minta aku buat buka hati aku buat kamu?? Tapi sekarang apa yang terjadi?? Tak menghasilkan apapun.

Sebenernya aku nggak yakin waktu kamu bilang itu. Bilang kalau kamu minta  aku buat buka hati aku buat  kamu. Tapi aku tetap mencoba percaya, hingga  saat hatiku sudah terbuka lebar buat kamu. Kamupun bebas untuk masuk ke dalamnya.

Saat kamu benar - benar masuk ke hatiku. Aku ngrasa ada yang beda dari sikap kamu. Kamu mulai cuek, nggak perhatian lagi kayak dulu. Hm, tapi aku masih berfikiran positif. Berfikir "Mungkin kamu sibuk kerja."

Fikiran positif itu terus kujaga, begitu juga hatiku. Aku menjaganya untukmu, hanya untukmu. Hingga suatu saat aku merasa kamu sudah bosan, nggak lagi sms aku, bahkan bilang kalau kamu nggak suka smsan. Suka smsan kalau cuma lagi bete. Yah, aku terima itu semua, walau cuma jadi tempat pelarianmu. Pelarian dari keisenganmu, kebeteanmu. Tapi aku tetap menikmati itu semua, menikmati kecuekanmu, menikmati segala alasanmu dan tentunya menikmati butiran air mata yang memenuhi ember ini. Hingga suatu saat aku sadar semuanya harus diakhiri.

Siang itu, 30 menit itu yang menyadarkanku siapa kamu sebenarnya. Siang dimana aku berkenalan denganmu melalui  akun palsu bernama "Rinza". Dan saat itu aku tahu seperti apa kamu selama ini. Saat itu Rinza yang tidak lain dan tidak bukan adalah aku, bertanya padamu "Udah punya pacar belum?" Dengan santainya kamu menjawab "Belum, udah lama nggak pacaran."

Jadi, apa arti aku selama ini?? Tidak ada artinya bukan, dan ini semua hanya menghasilkan air mata.

No comments:

Post a Comment